header niko 728 x 90

Ketika Teror Sianida Jadi Ancaman Baru Bagi Polisi

Kapolda Jawa Timur sampai mewanti-wanti anak buahnya.
Belum lama ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kasus pembunuhan seorang wanita cantik berusia 27 tahun, Wayan Mirna Salihin. Kasus itu memang tak biasa karena si pembunuh menggunakan racun mematikan bernama sianida.
sumber gambar: bintang.com
Racun itu dituangkan ke dalam kopi yang Mirna pesan lewat temannya, Jessica Kumala Wongso. Polisi menemukan setidaknya ada 15 gram sianida di kopi tersebut. Jumlah tersebut terbilang sangat banyak karena 90 miligram saja sudah bisa mematikan manusia.
Kekhawatiran akan bahaya racun tersebut memang bukan tanpa alasan. Fakta yang kemudian terjadi, tidak sampai tiga menit, Mirna langsung kejang-kejang dan kemudian tewas usai meminum kopi yang sudah tercampur sianida.
Peristiwa di Jakarta itu menjadi pelajaran bagi Polda Jawa Timur. Mereka lantas menerbitkan surat telegram rahasia (TR) yang isinya meminta seluruh anggota Polri mewaspadai operasi kelompok teroris dengan menggunakan racun sianida.
Dalam surat itu disebutkan, operasi teroris tersebut memang meniru kasus racun dalam kopi yang membunuh Wayan Mirna Salihin di Olivier Kafe, Grand Indonesia, Jakarta.
TR bernomor STR/II/2016/Roops itu dikeluarkan berdasarkan instruksi Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti kepada seluruh Kapolda di Indonesia. Oleh Polda Jatim, TR dikirimkan ke seluruh Polres di bawahnya. Semua jajaran Polri juga diminta waspada ketika membeli minuman dan makanan di luar.
Awalnya, konfirmasi mengenai kabar tersebut cukup sulit didapat. Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji, dan Kepala Bidang Humas Komisaris Besar Polisi RP Argo Yuwono tak berhasil dimintai keterangan.
Sumber anggota Polri di lingkungan Polda Jatim yang membenarkan terbitnya TR dari Kapolda Jatim, terkait adanya rencana serangan kelompok teroris melalui racun dengan sasaran anggota polisi itu.
"Iya, benar," kata perwira berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi itu.
Tanggapan resmi akhirnya diberikan oleh Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi RP Argo Yuwono. Ia membenarkan adanya Surat Telegram Rahasia ke Kapolda Jatim tersebut.
"TR itu memang ada, tetapi itu khusus internal Polri. Tidak usah dibesar-besarkan. Hanya untuk meningkatkan kewaspadaan anggota saja dalam bertugas," kata Argo kepada VIVA.co.id, Minggu, 14 Februari 2016.
Namun, Argo enggan menjelaskan rinci latar belakang terbitnya TR tersebut. Termasuk soal apakah benar kelompok teroris terinspirasi kasus pembunuhan terhadap Mirna.
Polisi Target Utama
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengakui telah menginstruksikan semua jajarannya agar waspada terhadap ancaman kelompok teroris yang menggunakan racun sianida sebagai senjata baru. Langkah itu dia tempuh dengan dasar yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Dari informasi intelijen," kata Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 15 Februari 2016.
Badrodin tak memungkiri, kasus yang menimpa Mirna bisa terjadi kepada anggota kepolisian. Tentu saja, ia akan melakukan usaha yang maksimal untuk mencegahnya.
"Bisa saja itu terjadi, makanya saya katakan ancaman terhadap anggota Polri bisa dengan bom, penembakan, bisa saja dengan senjata tajam, bisa saja dengan racun. Semua bisa dilakukan," katanya.
Dari catatannya, serangan terhadap anggota polisi dengan menggunakan racun ternyata sudah pernah terjadi. Saat itu menimpa anggota Polsek Kemayoran. Meskipun, racun tersebut belum sempat tertelan oleh anggota polisi tersebut.
"Belum sampai terjadi," katanya.
Oleh karena itu, mantan Kapolda Jawa Timur itu menyampaikan kepada seluruh jajaran anggota Polri harus lebih waspada terhadap makanan, minuman, yang di kantin. Hal ini sebagai langkah antisipasi terhadap kelompok teroris tersebut. Apalagi, sasaran utama teroris saat ini adalah anggota Polri.
"Beberapa kali sudah saya sampaikan target teroris ini terutama kelompok Indonesia adalah Polri," ujar Badrodin.
Mabes Polri menginstruksikan seluruh anggota Kepolisian di Indonesia untuk lebih waspada mengenai ancaman teroris yang menggunakan zat sianida.
Meskipun sasaran utama adalah Polri, Kepala Bagian Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Suharsono mengingatkan masyarakat luas juga tak kalah hati-hati. Ia mengimbau mereka untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kami yang disasar untuk meningkatkan kewaspadaan dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan hal-hal tadi," kata Suharsono dalam acara Kabar Pagi di tvOne, Rabu, 17 Februari 2016.
Suharsono menegaskan bahwa sasaran kelompok teroris adalah semua kalangan. Dugaan modusnya, unsur sianida dicampurkan ke makanan atau minuman.
Namun teroris dengan bahan peledak dan senjata api juga akan diantisipasi penegak hukum. Bentuk kewaspadaan itu sudah dilakukan oleh jajaran Kepolisian di Tanah Air.
"Berbagai cara teman-teman kami di lapangan, mungkin makan di warung dia (langganannya), catering juga memang yang sudah kenal," kata dia lagi soal antisipasi potensi teror sianida itu.
Sayangnya Suharsono belum bisa menyimpulkan soal kelompok teror yang berencana melakukan aksi terorisme dengan menggunakan zat arsenik tersebut.
"Siapa yang bermain di baliknya, kalau kami belum mendapatkan, kami menduga-duga," katanya.
sumber artikel: viva.co.id/news/read/737211-ketika-teror-sianida-jadi-ancaman-baru-bagi-polisi-berita

Masukan email anda jika ingin berlanggan postingan dari Terbit Setiap Hari:

Delivered by FeedBurner

0 Response to "Ketika Teror Sianida Jadi Ancaman Baru Bagi Polisi"

Posting Komentar